Larangan Berharap Ditimpa Kematian

KOMPASnia-

“Janganlah seseorang di antara kalian berharap mati. Janganlah berdoa ingin mati sebelum ajal tiba. Karena jika ia mati, terputuslah amalnya. Dan sesung­guhnya umur seorang mukmin tidak ber­tambah kecuali bertambahnya dengan kebaikan.”

Hidup manusia di dunia memang tidak bisa lepas dari ujian dan cobaan. Namun dalam me­nyi­kapinya, manusia punya cara yang ber­beda-beda. Sayangnya, banyak pe­nyi­kapan yang tidak lagi sesuai dengan tun­tunan agama dan nalarnya, dengan mengambil jalan pintas mengakhiri hidup dengan kata-kata dan perbuatan. Rasul­ullah SAW melarang hal demikian. Edisi kaliini, kajian hadits mengetengahkan ba­gaimana larangan beliau berikut so­lusinya.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian berharap mati. Jika ia orang baik, mu­dah-mudahan kebaikannya bertambah; dan jika ia orang yang jahat, mudah-mudahan ia berhenti dari kejahatannya.”(Muttafaq ‘Alaih). Ini redaksi riwayat Al-Bukhari.

Dalam riwayat Muslim dikatakan,“Janganlah seseorang di antara kalian berharap mati. Janganlah berdoa ingin mati sebelum ajal tiba. Karena jika ia mati, terputuslah amalnya. Dan sesung­guhnya umur seorang mukmin tidak ber­tambah kecuali bertambahnya dengan kebaikan.”

Syarah Hadits

Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitab Berharap bab Berharap yang Dibencidan kitabSakit. Sedang­kan Muslim meriwayatkannya dalam ki­tabDzikir,Doa, dan IstighfarbabDi­bencinya Berharap Mati lantaran Kesulit­an yang Menimpanya.

Hadits ini menerangkan larangan ber­­harap mati dan meminta untuk di­matikan kepada Allah Ta‘ala sebelum waktunya tiba, karena bertambahnya umur kehidup­an dapat diisi dengan ke­taqwaan kepada Allah SWT diiringi de­ngan menambah kebaikan lainnya. Te­lah diriwayatkan oleh At-Tirmidzi bah­wasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang panjang usianya dan baik amalnya.”

Seorang muslim hendaknya meman­dang dan menjadikan kesempatan ke­hidupannya di dunia ini untuk membekali diri dengan amalshalih. Jika usianya minta dipendekkan, maka pendek atau se­dikit pula bekal amal shalih yang di­bawanya. Dan mengharap kematian sama dengan menghilangkan kesem­patan dirinya untuk beroleh kebaikan yang diharapkannya dari umur yang tersisa, seperti kesempatan bertaubat dan meminta ampunan Allah Ta‘ala.

Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Janganlah sekali-kali sese­orang di antara kalian yang ditimpa pen­deritaan berharap kematian. Jika saja keinginan itu memaksanya, hendaklah dia berdoa, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan ini lebih baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu lebihbaik bagiku.”(Muttafaq ‘Alaih).

Syarah Hadits

Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari da­lam kitab Orang Sakit bab Orang Sakit Berharap Matidan kitab Pengobatan. Adapun Muslim meriwayatkannya dalam kitab Dzikir dan Doa bab Makruhnya Me­minta Mati lantaran Ditimpa Kesusahan.

Sering kita dengar, orang meminta di­suntik mati lantaran sakit yang diderita­nya menahun (euthanasia) atau bunuh diri lantaran kesulitan ekonomi. Langkah ini adalah langkahyang sangat keliru. Se­orang muslim tidak dibenarkan meng­harap mati apalagi mengambil langkah yang demikian itu, karena hal itu menun­jukkan tak ada keridhaan atasqadha‘ (ke­putusan) Allah Ta’ala. Nabi Muham­mad SAW mengajarkan kepada setiap muslim untuk berdoa kepada Allah Ta’ala, sebagaimana disebutkan redak­sinya di atas, yang menunjukkan makna penyerahan diriseutuhnya kepada Allah SWT, Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan,yang Mengetahui hakikat permasalahan hidup makhluk-Nya dan akibat-akibatnya.

Dari Qais bin Abi Hazim, ia berkata, “Kami menjenguk Al-Khabbab bin Al-Aratt Radhiyallahu `Anhu yang mem­bakar besi panas di tujuh bagian tubuh­nya. Lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya sa­habat-sahabat kami yang telah wafat di waktu lalu tidak tergoda oleh dunia. Tetapi kini, kami malah tergoda dengan harta yang tak dapat kami temui tempat untuk menyimpannya melainkan di da­lam tanah. Andaikan Nabi SAW tidak melarang kami untuk berdoa minta mati, niscaya aku sudah meminta mati.

Pada kesempatan berikutnya, kami men­datangi beliau yang sedang mem­bangun tembok. Beliau berkata, ‘Se­sung­guhnya orang Islam selalu men­da­patkan pahala dari setiap apa yang di­nafkahkan­nya, kecuali sesuatu yang dibelanjakan­nya untuk tanah ini’.”(Muttafaq `Alaih).

Syarah Hadits

Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitabOrang Sakit bab Orang Sakit Berharap Matidan kitab Doa-doa bab Doa Mati dan Hidup. Adapun Muslim meriwayatkannya dalam kitabDzikir dan DoababMakruhnya Meminta Mati lan­taran Ditimpa Kesusahan.

Membakar besi panas lalu mengu­sapkannya pada bagian tubuh yang sakit adalah sejenis pengobatan tradisional Arab Islam masa lampau, yang disebutkay. Praktek pengobatan ini dirasa man­faat dan kegunaannya bagi orang yang punya penyakit tertentu. Memang ada hadits yang melarang pengobatan kay ini, namun ditujukan pada keyakinan orang-orang Arab masa Jahiliyah, yang meng­anggap kay sebagai penyembuh. Pada­hal, yang menyembuhkan itu ada­lah Allah Ta‘ala.

Hadits ini menjelaskan sikap seorangsahabat bernama Al-Khabbab, yang ba­nyak bermuhasabah, mencintai sabda Nabi SAW, dan hidup dengan keseder­ha­naan, sekalipun kekayaan diperboleh­kan. Hadits ini juga menjadi gambaran kehidupan sesama muslim untuk selalu berkunjung dan menjenguk saudaranya yang sedang sakit.

Makna “kecuali sesuatu yang dibe­lan­jakannya untuk tanah ini”,menurut Ibn Hajar Al-Asqalani dalam Fath al-Bari,karyanya, yaitu harta yang disimpan da­lam bangunan tembok rumah, yang di­sim­pan lantaran lebih dari yang dibutuh­kan. Harta yang disimpan yang demikian itu tidak akan memberikan pahala bagi pemiliknya. Bahkan malah dapatmenim­bul­kan dosa, lantaran menimbunnya.

Pada bagian akhir kitab Al-Isti’dzan, Al-Asqalani menyatakan, se­gala sesuatu yang memang dibutuh­kan, seperti apa yang dilakukan Nabi saat mem­bangun tembok rumahnya, adalah se­buah kebu­tuhan pokok, yakni tempat ting­gal untuk ber­teduhdan me­lindungi diri dan keluarga dari panas dan dinginnya cuaca.

Bacaan Berikutnya :
http://kompasnia.blogspot.com

---

Terima Kasih Sudah Membaca √ Larangan Berharap Ditimpa Kematian